Serunya Bermain Air hingga Lupa Diri di Water Park Alami - KEDUNG PEDUT
Serunya Bermain Air hingga Lupa Diri di Water Park Alami - KEDUNG PEDUT |
Tak ada seluncur atau wahana water byur seperti water
park kebanyakan, tapi bermain air di water park alami ini malah lebih
mengasyikkan. Tumpukan batu-batu berpadu dengan susunan batang-batang bambu
menjadi wahana bermain air yang tak kalah seru.
Cahaya matahari pagi itu menemani perjalanan YogYES menuju ke Jogja bagian barat, meninggalkan riuh dan padatnya kota. Melewati jembatan Sungai Progo, pemandangan pun silih berganti dari pemukiman penduduk, sawah terasering hingga perbukitan. Tanjakan demi tanjakan pun kami lewati dengan sedikit rasa was-was ketika jalanan semakin menyempit dengan jurang di sisi kiri atau kanan. Hingga akhirnya kami sampai di gerbang masuk wisata Kedung Pedut yang menjadi tujuan kami kali ini.
Serunya Bermain Air hingga Lupa Diri di Water Park Alami - KEDUNG PEDUT |
Sampai di gerbang masuknya bukan berarti YogYES
bisa langsung menikmati keindahan Kedung Pedut, karena kami masih harus
berjalan sekitar 400 meter. Jalanan setapak dari tanah yang sudah dipadatkan
ini ternyata cukup membuat ngos-ngosan karena medannya naik turun. Jika
berkunjung ke sini, YogYES sarankan untuk memakai sandal gunung atau sepatu
karena jalanan cukup licin jika musim penghujan. Bertemu dengan jalan yang
bercabang membuat kami harus memilih, berbelok ke kanan atau kiri. Kami pun
memilih belok kiri yang ternyata merupakan jalur melingkar. Sedangkan jika
berbelok ke kanan, bisa langsung mencapai Kedung Pedut. Meskipun jalan yang
kami pilih lebih jauh, namun pemandangan yang disuguhkan ketika kami melewati
jalur ini tak membuat kami menyesal. Seperti pemandangan di sebuah gardu
pandang yang kami lewati. Sambil mengatur nafas, kami dibuat terpesona dengan
keindahan panorama di bawah bukit. Melihat air berwarna turquois yang mengisi aliran sungai dan
kolam-kolam alami di bawah sana membuat rasa lelah kami menguap seketika.
Serunya Bermain Air hingga Lupa Diri di Water Park Alami - KEDUNG PEDUT |
Suara anak-anak muda yang asyik berenang membuat
kami tak sabar untuk bergabung. Kami pun bergegas melanjutkan trekking yang kini tak hanya
jalan setapak naik turun, namun juga melewati jembatan-jembatan bambu, sebuah
sumber mata air bernama Penglarisan dan beberapa kedung lain. Walaupun dikenal
sebagai Kedung Pedut, wisata alam yang masih satu aliran dengan Air Terjun
Mudal dan Air Terjun Kembang Soka ini memang terdiri dari beberapa kedung lain
dengan kedalaman beragam mulai satu hingga empat meter. Sebut saja Kedung
Merak, Kedung Merang, Kedung Lanang, Kedung Wedok dan Kedung Anyes. Kedung
Wedok yang selama ini juga dikenal dengan nama Kedung Pedut merupakan kolam
alami yang paling luas di kompleks wisata alam ini, sekaligus memiliki air
terjun tertinggi sekitar 15 meter yang biasanya digunakan untuk water canyon. Kedung ini pula
yang sering digunakan untuk mandi atau berenang selain Kedung Anyes.
Lembah dengan aliran sungai dan kedung-kedung
berwarna turquois yang terlihat dari gardu pandang dan
sepanjang jalur melingkar itu kini berada di hadapan kami. Airnya tampak lebih
jernih jika dilihat dari dekat seperti saat ini, bahkan dasar kedung berupa
batuan kecil-kecil yang sebagian tertutup endapan kapur pun terlihat dari
permukaan. Rasa dingin menyegarkan seketika merambati kaki ketika saya duduk di
kursi bambu di pinggir kedung dan menjeburkan kaki kedalamnya. Dari tempat saya
duduk, memandang ke sekeliling kedung yang di kelilingi bukit-bukit ini mengingatkan
saya pada telaga tempat mandi para bidadari dalam kisah legenda Jaka Tarub.
Letaknya yang tersembunyi di antara bukit-bukit membuat kedung-kedung ini
terkadang tertutup kabut, terutama Kedung Wedok, sehingga masyarakat sekitar
menjulukinya Kedung Pedut, dalam bahasa Jawa pedut berarti kabut.
Serunya Bermain Air hingga Lupa Diri di Water Park Alami - KEDUNG PEDUT |
Tak sekedar kolam-kolam alami untuk berenang,
wisata alam yang dibuka sejak 15 Februari 2015 ini lebih mirip water park versi tradisional. Beberapa wahana
yang terbuat dari bambu tampak bertebaran di sekitar kedung menggantikan
seluncur dan water byur,
mulai dari kursi-kursi bambu yang salah satunya saya duduki, jembatan bambu,
gardu pandang dari bambu bahkan pancuran bambu. Bermain air dan berenang di
kedung yang airnya berasal dari tujuh sumber mata air ini memang seru dan
menyenangkan. Seandainya terdapat ikan yang menemani kita berenang di
kedung-kedung ini, mungkin akan lebih mengasyikkan.
Komentar
Posting Komentar